Van Dijk Soroti Keputusan Wasit Setelah Chelsea Tumbangkan Liverpool

Van Dijk Soroti Keputusan Wasit Setelah Chelsea Tumbangkan Liverpool

Kapten Liverpool, Virgil van Dijk, meluapkan kekecewaannya kepada wasit Anthony Taylor seusai timnya kalah 2-1 dari Chelsea di Stamford Bridge. Bek asal Belanda itu mempertanyakan keputusan Taylor yang meniup peluit akhir terlalu cepat, meski selebrasi Chelsea memakan waktu cukup lama setelah gol penentu Estevao Willian.

Kemenangan dramatis Chelsea di menit akhir

Chelsea memetik hasil positif lewat kemenangan 2-1 atas Liverpool, Sabtu (4/10), di Stamford Bridge. Gol Moises Caicedo sempat membawa tuan rumah unggul, namun Cody Gakpo berhasil menyamakan kedudukan di babak kedua. Saat laga tampak akan berakhir imbang, Estevao Willian mencetak gol di menit ke-95 melalui umpan Marc Cucurella yang menembus pertahanan The Reds.

Selebrasi emosional para pemain Chelsea membuat wasit Anthony Taylor harus menenangkan situasi. Bahkan pelatih Enzo Maresca diganjar kartu merah karena ikut merayakan terlalu berlebihan di pinggir lapangan. Bagi Chelsea, hasil ini menjadi kebangkitan setelah dua kekalahan beruntun. Sebaliknya, Liverpool menelan kekalahan ketiga secara berturut-turut di semua ajang.

Van Dijk tak habis pikir

Van Dijk menilai keputusan wasit meniup peluit akhir terlalu cepat tidak masuk akal.
“Saya melihat selebrasi mereka, itu wajar. Tapi saya hitung waktunya, lebih dari dua menit,” ujarnya kepada wartawan seusai laga. “Saat peluit akhir berbunyi di menit 98, saya hanya bertanya dalam hati—logikanya di mana? Saya bertanya dengan sopan, tanpa marah. Saya cuma ingin tahu dasar pengambilan keputusan seperti itu.”

Meski begitu, Van Dijk menegaskan bahwa fokus utama tim bukan pada wasit, melainkan pada peningkatan performa.
“Kami harus memperbaiki diri. Itu yang penting. Kami sadar akan hal itu dan beruntung masih punya waktu selama jeda internasional untuk memperbaiki semuanya,” tambahnya.

Rivalitas yang kembali panas

Pertemuan Chelsea dan Liverpool di Stamford Bridge kembali menghidupkan rivalitas klasik dua klub yang sempat mendominasi Inggris pada pertengahan 2000-an. Dari “gol hantu” Luis Garcia di semifinal Liga Champions 2005 hingga momen “terpeleset” Steven Gerrard di musim 2013/14, sejarah kedua tim dipenuhi drama dan kontroversi.

Kemenangan ini menjadi sinyal kebangkitan Chelsea di bawah asuhan Maresca, sekaligus memperpanjang tren negatif Liverpool yang mulai kehilangan konsistensi.

Slot hadapi tekanan besar

Pelatih Liverpool, Arne Slot, kini berada di bawah sorotan tajam. Dalam tiga laga terakhir, timnya gagal meraih poin penuh dan kehilangan posisi puncak klasemen dari Arsenal. Tantangan berikutnya sudah menanti: laga besar melawan Manchester United pada 19 Oktober mendatang.

Slot harus segera menemukan formula terbaik, memperkuat lini belakang, serta mengembalikan kepercayaan diri pemain andalan seperti Florian Wirtz dan Cody Gakpo jika ingin mempertahankan ambisi juara musim ini.

Liputan oleh Goalpedia.me