Dalam sejarah sepakbola, hanya segelintir nama yang menggetarkan bumi seperti Diego Armando Maradona. Ia bukan sekadar pemain, tetapi sebuah peristiwa. Seorang anak dari Villa Fiorito, yang menjelma menjadi simbol harapan bagi mereka yang tersingkir. Maradona bukanlah produk elite—ia lahir dari jalanan, dan selalu bermain untuk mereka yang tinggal di bawah cahaya. Ia menang demi mereka, dan tumbang bersama mereka. Itulah yang menjadikannya abadi.
Sosok yang Membelah Sejarah Sepakbola
Sepakbola mengenal era sebelum dan sesudah Maradona. Bagi sebagian besar orang, dialah pemain terhebat sepanjang masa. Meski hidupnya penuh skandal dan ditutup dengan kematian mendadak pada 2020, warisannya tetap hidup. Dalam buku, lagu, mural, dan layar lebar. Bagi jutaan penggemar, ia bukan hanya pesepakbola—ia adalah semangat pembebasan.
Maradona memang tak mengoleksi trofi sebanyak legenda lain. Tapi ia menaklukkan dunia dengan cara yang berbeda: mengangkat tim biasa menjadi luar biasa, menantang kekuasaan, dan berpihak pada yang lemah. Ia tak perlu gelar untuk membuktikan keagungannya—kemenangannya adalah perlawanan itu sendiri.
Maradona dan Napoli: Ikatan yang Tak Terputus
Setelah meninggalkan Barcelona, Maradona memilih tantangan sejati: Napoli. Klub kecil tanpa sejarah, di kota yang dianggap kelas dua dalam struktur sosial Italia. Tapi justru di sana, ia menciptakan mahakarya. Dalam tujuh musim, ia menyulap Napoli menjadi juara Serie A dua kali, meraih Coppa Italia, Piala Super, dan Piala UEFA. Ia bukan sekadar mencetak gol—ia mengubah arah sejarah klub.
Di kota yang mencintainya seperti putra sendiri, Maradona menanamkan warisan yang tak tergantikan. Ia membuat Napoli berdiri sejajar dengan raksasa Serie A lainnya, meski hanya sementara. Sampai hari ini, kota itu masih hidup dalam bayang-bayang El Diez.
Piala Dunia 1986: Legenda di Panggung Terbesar
Tak ada Piala Dunia yang bisa disebut lebih identik dengan satu nama selain Meksiko 1986 dan Maradona. Ia menggendong Argentina—sebuah tim tanpa banyak bintang—hingga ke podium tertinggi. Ia mencetak lima gol, termasuk dua ke gawang Inggris: satu dengan tangan, satu lagi yang disebut “Gol Abad Ini.”
Di turnamen itu, ia bukan hanya pemain terbaik—ia menjadi fenomena global. Gol, assist, kepemimpinan, dan keajaiban teknis berpadu menjadi sebuah penampilan yang mungkin tak akan pernah terulang. Maradona membuktikan bahwa satu orang bisa mengubah takdir seluruh tim.
Kehidupan di Luar Lapangan: Jatuh dan Bangkit
Namun kisah Maradona tak pernah hanya tentang kemenangan. Ia berjuang melawan kecanduan, tekanan media, dan jebakan popularitas. Ia diskors karena doping, dikritik, dijatuhkan. Tapi setiap kali, ia kembali. Dan setiap kali kembali, ia menjadi lebih besar dari sebelumnya. Kontradiksi dalam hidupnya—antara dewa dan pendosa—justru membuatnya semakin manusiawi.
Lebih dari Sekadar Pemain
Apa yang membuat Maradona berbeda dari para GOAT lainnya? Ia tak dikelilingi para bintang. Ia tak bermain di klub-klub dengan sejarah agung saat kariernya dimulai. Ia memilih jalan sulit, dan menjadikannya tempat lahir keajaiban. Maradona bukan pusat perhatian karena sistem mendukungnya—ia menciptakan sistem baru. Ia mengangkat semua orang di sekitarnya, dan membuat mereka percaya bahwa kemenangan mungkin.
Warisan Abadi
Maradona tak pernah menjadi milik satu klub atau satu negara. Ia milik dunia. Dari Buenos Aires hingga Napoli, dari Meksiko hingga seluruh penjuru bumi, jejaknya tak pernah pudar. Ia adalah pemberontak yang menjadi panutan. Dewa yang menangis bersama rakyatnya. Kisahnya tidak sempurna—tapi justru karena itulah, ia sempurna bagi dunia.
Diego Maradona bukan sekadar nama dalam sejarah. Ia adalah sejarah itu sendiri.
Liputan oleh Goalpedia.me