Striker Tim Nasional Indonesia, Ole Romeny, tengah berpacu dengan waktu untuk pulih dari cedera patah kaki yang dideritanya saat bersama Oxford United. Targetnya jelas — tampil pada laga penting Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia melawan Arab Saudi di Jeddah.
Awal Cedera di Momen Puncak
Cedera parah itu terjadi ketika Oxford United menjalani tur pramusim di Indonesia. Setelah mencetak gol melawan Arema, sebuah tekel keras membuat Romeny terkapar dan langsung menyadari bahwa kakinya patah. Momen yang seharusnya penuh sukacita berubah menjadi titik terendah dalam kariernya.
Meski kesakitan, pikirannya langsung tertuju pada Timnas Indonesia. Ia sadar cedera tersebut bisa mengancam mimpinya tampil di laga bersejarah melawan Arab Saudi. “Saya tahu dari awal ini akan jadi perjuangan panjang,” ungkapnya dalam podcast The Haye Way.
Mentalitas “Terkunci” dalam Rehabilitasi
Untuk mempercepat pemulihan, Romeny menjalani rutinitas disiplin ekstrem yang ia sebut “terkunci” (locked in) — sepenuhnya fokus pada penyembuhan. Ia bahkan mengaku belum menyentuh gula sama sekali sejak cedera terjadi.
“Saya mengatur semuanya — makanan, tidur, latihan, bahkan hal kecil,” ujarnya. “Saya tidak akan bisa tidur nyenyak jika saya makan buruk.”
Romeny memandang cedera ini sebagai ujian yang memberinya pelajaran baru. Mengutip filosofi Johan Cruyff, ia percaya setiap kerugian membawa keuntungan tersendiri. “Saya menemukan level fokus dan determinasi baru,” katanya.
Energi dari Suporter Indonesia
Dalam masa pemulihan yang panjang dan sunyi, dukungan dari suporter Indonesia menjadi sumber kekuatan utama. “Setiap hari saya menerima pesan dukungan. Saya belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya,” ujarnya.
Baginya, dukungan itu bukan hanya motivasi, tetapi juga pengingat tanggung jawab. “Saya ingin sembuh, bukan hanya untuk diri saya, tapi juga untuk mereka,” tambahnya. Ia juga mengenang pengalaman menyentuh saat bermain sepak bola bersama anak-anak lokal di Indonesia — momen yang ia sebut sebagai salah satu hari terbaik dalam hidupnya.
Percaya Diri Hadapi Arab Saudi
Menjelang laga di Jeddah, Romeny optimistis dengan potensi timnas. Ia menilai skuad Garuda memiliki kualitas untuk bersaing di level tertinggi. “Kita hanya perlu fokus pada permainan sendiri. Kita punya kualitas,” tegasnya.
Romeny juga menyoroti ikatan kekeluargaan di dalam tim. “Kami datang dari klub dan latar belakang berbeda, tapi ketika memakai seragam Merah Putih, rasanya seperti satu keluarga.” Ia berperan sebagai pemimpin lewat tindakan, sementara pemain seperti Jay Idzes lebih vokal di lapangan.
Manifestasi dan Mimpi Piala Dunia
Sebagai striker, Romeny memanfaatkan kekuatan visualisasi. Ia kerap memanifestasikan gol-gol dalam pikirannya sebelum pertandingan. “Saya sudah mencetak banyak gol di kepala saya,” ujarnya sambil tertawa.
Golnya ke gawang Bahrain adalah contoh nyata dari kebiasaan tersebut — hasil insting dan latihan mental yang matang. Namun bagi Romeny, fokus utamanya bukan sekadar mencetak gol, melainkan kemenangan tim. “Saya memanifestasikan kemenangan, bukan hanya gol. Kita harus menang dan pergi ke Piala Dunia. Itu mimpi terbesar kita.”
Liputan oleh Goalpedia.me
