Di Camp Nou, Minggu malam waktu setempat, Barcelona kembali menunjukkan dominasi mereka di La Liga dengan kemenangan 3-1 atas Atletico Madrid. Namun, sorotan terbesar justru datang dari pernyataan Diego Simeone, yang secara terbuka mempertanyakan bagaimana Raphinha tidak memenangkan Ballon d’Or tahun ini—sebuah komentar yang mencerminkan besarnya pengaruh pemain asal Brasil itu dalam kemenangan Blaugrana.
Atletico Mendapat Start Ideal, tetapi Tak Mampu Menahan Balasan Barcelona
Atletico Madrid tampil percaya diri sejak menit awal dan memecah kebuntuan lewat aksi Alex Baena. Setelah menusuk dari sisi kiri, Baena melepaskan tembakan rendah yang gagal dibendung Joan Garcia, memberi tim tamu keunggulan cepat dalam 20 menit pertama.
Barcelona tidak goyah oleh gol tersebut. Skuad Hansi Flick segera mengambil alih permainan, mengatur tempo, dan membongkar struktur pertahanan Atletico. Enam menit berselang, kerja sama Pedri dan Raphinha menghasilkan gol penyeimbang. Pedri mengirim umpan terobosan tajam, dan Raphinha menunjukkan ketenangan tinggi untuk mengecoh Jan Oblak sebelum menyelesaikannya dengan tenang.
Kesempatan Barcelona untuk berbalik unggul hadir sebelum jeda lewat penalti Dani Olmo. Namun Robert Lewandowski gagal memanfaatkan peluang setelah tendangannya melambung di atas gawang.
Memasuki babak kedua, Barcelona terlihat semakin sabar dalam membangun serangan. Gol kedua akhirnya datang dari sepakan melengkung Dani Olmo ke sudut bawah gawang, meskipun sang gelandang harus mengakhiri pertandingan lebih cepat setelah jatuh dan mengalami cedera bahu.
Dengan Atletico yang terus menekan demi mencari gol penyeimbang, Barcelona mengunci kemenangan lewat serangan cepat di masa injury time. Alejandro Balde mengirim umpan silang rendah yang langsung disambar Ferran Torres dari jarak dekat, memastikan tiga poin tetap berada di Camp Nou.
Simeone Terkesima dengan Raphinha
Usai pertandingan, Simeone lebih banyak membicarakan kualitas pemain yang baru saja mengoyak pertahanan timnya. Ia menyampaikan kekagumannya terhadap Raphinha dan mengaku tidak mengerti bagaimana sang winger bisa gagal memenangkan Ballon d’Or.
“Raphinha pemain yang luar biasa,” ujar Simeone. “Dia bisa bermain di mana saja—sayap, gelandang, striker, bahkan bek sayap. Dia mencetak gol, memberi assist, bekerja keras tanpa bola, dan terus berlari. Saya tidak tahu bagaimana mungkin dia tidak memenangkan Ballon d’Or. Bagi saya, saya akan memilihnya setiap waktu.”
Raphinha menutup peringkat Ballon d’Or tahun ini di posisi kelima, meski mencatat lebih dari 60 kontribusi gol dan meraih tiga trofi bersama Barcelona. Penghargaan tersebut akhirnya jatuh kepada Ousmane Dembele yang meraih treble bersama PSG.
Peluang yang Hilang dan Cedera Cardoso
Simeone—meski kecewa dengan hasil—tetap memuji upaya timnya. Ia menilai Atletico tampil berani dan memiliki momen untuk kembali dalam pertandingan.
“Kami memulai dengan baik, kemudian mereka menekan balik. Di babak kedua kami justru lebih menekan setelah 20 menit, tetapi tidak bisa menyelesaikan peluang. Ada hal yang saya suka dari tim ini. Barcelona memiliki pemain dengan kualitas tinggi dan mereka membuat situasi sulit di lini belakang kami,” jelasnya.
Manajer Atletico itu juga mengonfirmasi bahwa cedera Johnny Cardoso memaksa perubahan rencana. Gelandang USMNT tersebut hanya bertahan 14 menit sebelum ditarik keluar setelah benturan dengan Dani Olmo.
Tantangan Berat Menanti Atletico — Barcelona Makin Percaya Diri
Kekalahan ini mengakhiri rangkaian tujuh kemenangan beruntun Atletico di semua kompetisi. Jadwal padat pun menanti mereka—tandangan ke Bilbao, dua laga liga melawan Valencia dan Girona, serta duel kunci Liga Champions kontra PSV.
Di sisi lain, Barcelona semakin mantap di puncak klasemen. Kemenangan ini adalah yang kelima secara beruntun di liga, memperlebar jarak menjadi empat poin dari Real Madrid. Dengan performa konsisten dan kontribusi besar Raphinha, kepercayaan diri skuad Flick tampaknya terus meningkat.
liputan oleh Goalpedia.me
