Laju cepat Lamine Yamal menuju status bintang besar kembali mencuri perhatian, namun kali ini bukan karena aksinya di lapangan. Mantan penyerang Manchester United, Louis Saha, menyampaikan pandangan tegas bahwa wonderkid Barcelona itu tidak memiliki “obsesi sepakbola” seperti Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo—dua pemain yang menjadi standar emas dalam sejarah modern.
Komentar tersebut datang di tengah naik-turunnya performa Yamal musim ini, ditambah deretan sorotan negatif yang membuat namanya beberapa kali menghiasi pemberitaan untuk alasan yang kurang ideal.
Penampilan Menurun dan Sorotan Berlebihan
Dalam kekalahan telak Barcelona dari Chelsea di Stamford Bridge, Yamal tampil di bawah standar. Ia kalah total dalam duel melawan Marc Cucurella, yang sebelumnya sudah berjanji akan “membuat hidupnya sulit” di laga itu. Penurunan performa Yamal sebagian dipengaruhi pubalgia yang sempat menghambat konsistensinya selama musim berjalan.
Namun selama empat bulan terakhir, isu-isu non-teknis justru mendominasi. Dari pesta ulang tahunnya yang ke-18 yang dinilai terlalu meriah hingga komentarnya yang menuding Real Madrid “mencuri dan mengeluh”, Yamal lebih sering menjadi bahan headline daripada fokus pada performanya di lapangan.
Saha Peringatkan Risiko Terbuangnya Talenta Besar
Kepada OLBG, Saha menyoroti bahwa pemberitaan berlebihan soal kehidupan pribadi Yamal bisa mengganggu perkembangannya.
Menurutnya, hanya klub dengan kekuatan finansial seperti PSG atau Manchester City yang mungkin mampu membayar £300 juta untuk sang winger. Tetapi, Saha menilai perpindahan terlalu cepat justru akan merugikan pemain muda seperti Yamal.
“Saya ingin dia berkembang lama di Barcelona. Akan menyedihkan melihat talenta sebesar ini terbuang karena terlalu banyak gangguan,” ujar Saha.
Saha kemudian membandingkan situasi tersebut dengan perjalanan Neymar—pemain yang menurutnya memiliki kualitas luar biasa, namun terseret dalam pilihan dan gaya hidup yang mengganggu kariernya saat berada di PSG.
Dinilai Tak Akan Capai Level Messi dan Ronaldo
Meskipun beberapa analis, termasuk Wesley Sneijder, percaya bahwa Yamal “mungkin” dapat melampaui Messi suatu hari nanti, Saha mengambil posisi berbeda. Ia menilai talenta saja tidak cukup untuk mencapai level dua megabintang tersebut.
“Saya tidak melihat obsesi yang sama seperti Cristiano Ronaldo. Para pemain itu terobsesi pada setiap detail,” kata Saha.
“Gangguan yang ada di sekitar Yamal tidak baik. Saya khawatir ia akan mengikuti jalur Neymar, bukan Messi atau Ronaldo.”
Menurut Saha, Neymar adalah contoh jelas pemain dengan kualitas luar biasa namun tidak sepenuhnya memaksimalkan potensinya karena cedera dan distraksi di luar lapangan. Ia menilai situasi serupa dapat terjadi pada Yamal jika tidak dikendalikan sejak dini.
Yamal: “Saya Ingin Memenangkan Semuanya”
Meski kritik datang dari berbagai arah, Yamal tetap menegaskan ambisinya. Kepada Marca, pemain internasional Spanyol itu menyatakan tekadnya untuk mengejar trofi terbesar yang bisa diraih seorang pesepakbola.
“Saya menginginkan semuanya: Liga Champions, Piala Dunia, Ballon d’Or. Saya akan terus bekerja dan berjuang,” tegas Yamal.
Ia juga mengaku bangga dengan berbagai penghargaan individu yang telah diterimanya, terutama mengingat usianya yang masih sangat muda. Fokusnya kini adalah mempertahankan performa dan membawa Barcelona kembali ke jalur kemenangan.
liputan oleh Goalpedia.me
