Real Madrid dan Vinicius Jr sejatinya berada di jalur yang sama untuk memperpanjang kerja sama hingga 2030. Namun, rencana tersebut mendadak terhenti setelah muncul ketegangan antara sang pemain asal Brasil dan pelatih baru, Xabi Alonso. Situasi ini kini menimbulkan pertanyaan besar soal masa depan Vinicius di Santiago Bernabéu.
Pembicaraan Kontrak yang Tertunda
Negosiasi kontrak baru Vinicius sejatinya sudah hampir rampung. Pemain berusia 25 tahun itu telah sepakat secara prinsip dengan kontrak senilai sekitar €18 juta per tahun ditambah bonus — peningkatan signifikan dari gajinya saat ini yang mencapai €15 juta. Namun, menurut laporan harian AS, pertemuan terakhir di Valdebebas mendadak dibatalkan dan belum dijadwal ulang hingga kini.
Sumber internal klub menegaskan bahwa negosiasi belum berakhir, hanya tertunda. Pihak Madrid memilih menunggu stabilitas ruang ganti sebelum melanjutkan pembicaraan. Di sisi lain, Vinicius tetap tenang, meski ada rasa frustrasi. “Cinta saya untuk klub ini tidak akan berubah,” ujarnya baru-baru ini. Namun, posisinya di skuad kini tak sekuat sebelumnya, terutama sejak kedatangan Kylian Mbappé yang menjadi pusat perhatian baru tim.
Gesekan dengan Xabi Alonso
Benih ketegangan antara Vinicius dan Alonso bermula sejak Juli, saat sang pelatih mencadangkannya dalam semifinal Piala Dunia Antarklub. Sejak saat itu, hubungan mereka menegang. Dalam 13 laga awal musim ini, Vinicius hanya menjadi starter tiga kali dan kerap digantikan lebih awal, bahkan ketika sedang tampil baik.
Puncak emosi terjadi dalam laga El Clasico melawan Barcelona. Setelah digantikan di menit ke-72, Vinicius tertangkap kamera meluapkan amarah dengan teriakan “Selalu saya!” sebelum meninggalkan lapangan. Ia kemudian terlihat duduk dengan ekspresi kesal di bangku cadangan.
Kebijakan Alonso yang dikenal disiplin dan kaku dikabarkan memicu ketidakpuasan di ruang ganti. Beberapa pemain merasa gaya taktis sang pelatih membatasi kreativitas pemain bertipe flair seperti Vinicius. Berbeda dengan masa Carlo Ancelotti yang memberi kebebasan berekspresi, Alonso menekankan struktur dan kontrol permainan — sesuatu yang belum sepenuhnya disukai winger asal Brasil itu.
Permintaan Maaf yang Sarat Makna
Beberapa hari setelah insiden Clasico, Vinicius menulis permintaan maaf terbuka di platform X (Twitter).
“Saya ingin meminta maaf kepada rekan setim, fans, klub, dan presiden. Terkadang emosi menguasai diri saya karena saya selalu ingin menang,” tulisnya.
Namun, nama Xabi Alonso absen dalam pernyataan tersebut — sesuatu yang dianggap banyak pihak sebagai sinyal jelas bahwa hubungan keduanya belum pulih. Menurut sumber dekat tim, Vinicius merasa tidak nyaman dimainkan di posisi kanan dan kecewa dengan perlakuan yang dianggap tidak proporsional.
Kritik pun berdatangan. Mantan pemain Prancis Christophe Dugarry menyebut Vinicius “belum dewasa secara emosional.” Namun, di ruang ganti Madrid, rekan setim senior seperti Luka Modric dan Dani Carvajal justru mendorong keduanya untuk berdamai demi kestabilan tim.
PSG Siaga Menunggu Peluang
Situasi ini tidak luput dari perhatian Paris Saint-Germain (PSG). Klub asal Prancis itu memantau perkembangan kontrak Vinicius dengan seksama dan menjadikannya target utama jika peluang muncul di musim panas mendatang. Sumber dekat pemain menyebut Vinicius tertarik pada filosofi menyerang Luis Enrique, yang dinilai lebih cocok dengan gaya bermainnya.
Meski demikian, Real Madrid bersikeras bahwa Vinicius tetap menjadi bagian vital dalam proyek jangka panjang mereka. Presiden Florentino Pérez bahkan disebut berusaha menengahi hubungan Alonso dan Vinicius agar tidak merugikan kestabilan internal klub.
Dengan kontrak yang masih berlaku hingga 2027, Madrid masih punya waktu. Namun jika ketegangan ini tidak segera mereda, masa depan Vinicius bisa menjadi bahan perdebatan panas di Bernabéu — dan mungkin juga di bursa transfer mendatang.
Liputan oleh Goalpedia.me
