Radja Nainggolan Kecam Roberto Martinez: Sebut Pelatih Buruk dan Sesalkan Tak Bela Timnas Indonesia

Radja Nainggolan Kecam Roberto Martinez: Sebut Pelatih Buruk dan Sesalkan Tak Bela Timnas Indonesia

Radja Nainggolan kembali membuat pernyataan kontroversial dengan menyerang Roberto Martinez, mantan pelatih timnas Belgia yang kini menukangi Portugal. Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Junior Vertongen, gelandang berdarah Indonesia itu menuduh Martinez telah menyia-nyiakan generasi emas Belgia dan menilainya sebagai pelatih “buruk” dengan pendekatan yang tidak jelas.

Perseteruan Lama yang Tak Pernah Padam

Nainggolan, yang kini memperkuat klub Belgia Lokeren, memang sudah lama diketahui memiliki hubungan tegang dengan Martinez. Ia mengaku kariernya di tim nasional berakhir tanpa alasan yang masuk akal setelah pelatih asal Spanyol itu mengambil alih Belgia pada 2016.

“Saya tidak mendapatkan kesempatan untuk memberikan dampak seperti yang seharusnya,” ujar Nainggolan. “Wilmots tidak selalu menurunkan saya sebagai starter di Euro 2016, tapi saya membuktikan kemampuan saya. Ketika Martinez datang, dia mencoret saya tanpa alasan yang jelas. Bagi saya, alasannya omong kosong. Dia bukan pelatih hebat, bahkan bukan ahli sepakbola.”

Nainggolan menegaskan bahwa Belgia seharusnya bisa meraih gelar besar andai dipimpin oleh sosok yang lebih kompeten. “Jika kami punya pelatih top, Belgia pasti bisa memenangkan trofi,” katanya.

Kritik terhadap Gaya Bermain Belgia

Menurut mantan pemain AS Roma itu, Martinez gagal membentuk identitas permainan yang jelas untuk Belgia. Ia menilai strategi yang diterapkan terlalu bergantung pada kemampuan individu pemain bintang.

“Siapa pun yang bilang Martinez pelatih bagus, tidak memahami sepakbola,” tegasnya. “Kami tidak pernah punya gaya bermain yang jelas. Saat sulit, solusinya selalu sama: beri bola ke Hazard atau De Bruyne dan berharap mereka menyelesaikan semuanya. Itu bukan taktik, itu keberuntungan.”

Nainggolan juga menuding sistem Martinez tidak memiliki struktur permainan yang solid. “Kami tidak punya pola. Semua mengandalkan momen,” tambahnya. “Mungkin Chadli melakukan sesuatu, atau Witsel memberi umpan ke Fellaini. Begitulah sepakbola kami waktu itu.”

Gagal dalam Manajemen Pemain

Nainggolan turut menyoroti pendekatan Martinez terhadap para pemainnya. Ia menyebut banyak keputusan yang tidak masuk akal, termasuk menempatkan pemain di posisi yang salah.

“De Bruyne pernah dimainkan di posisi sayap kanan, padahal dia jelas lebih efektif di tengah,” ujarnya. “Martinez tidak pernah berbicara langsung dengan saya karena dia memang tidak ingin saya terlibat. Itu bukan soal sakit hati — ini soal rasa hormat. Pelatih hebat seperti Conte bisa membuat Anda menghargainya bahkan ketika tidak dimainkan. Tapi Martinez? Tidak ada rasa hormat.”

Menurut Nainggolan, sikap Martinez yang terlalu menjaga citra di depan media juga menjadi masalah. “Dia selalu tampak positif di depan kamera, tapi pelatih bagus seharusnya juga bisa mengkritik dirinya sendiri. Dia tidak punya kerendahan hati itu,” katanya.

Penyesalan Tak Membela Indonesia

Dalam bagian akhir wawancara, Nainggolan mengungkapkan penyesalan karena pernah memilih Belgia ketimbang Indonesia. “Setiap hari saya berpikir, seharusnya saya bermain untuk Indonesia,” katanya. “Saya tumbuh di Belgia dan menghargai itu, tapi di Indonesia saya akan lebih dihargai. Lihat saja pemain seperti Sandy Walsh atau Ragnar Oratmangoen — mereka bukan superstar, tapi dicintai. Itu hal yang luar biasa.”

Martinez dan Tantangan Baru di Portugal

Sementara itu, Roberto Martinez kini membangun kembali reputasinya bersama tim nasional Portugal. Ia menangani skuad bertabur bintang seperti Cristiano Ronaldo, Bruno Fernandes, dan Bernardo Silva. Portugal tampil impresif di kualifikasi Piala Dunia 2026, namun masih ada keraguan apakah Martinez mampu membawa mereka menjadi tim yang benar-benar solid.

Kritik Nainggolan hanyalah satu dari sekian banyak suara yang mempertanyakan kualitas taktik mantan pelatih Belgia tersebut, meski beberapa hasil positif tetap menghiasi perjalanannya bersama Portugal.

Liputan oleh Goalpedia.me

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *